Lupakan harga murah ala Gudang Rabat!

Akhirnya resmi juga Carrefour mengakuisisi Alfa Supermarket. Selama ini Alfa Supermarket eksis di tengah persaingan industri ritel yang begitu kejam bukan dengan terbawa arus, tetapi dengan diferensiasi. Memang gejala menuju akuisisi Carrefour sebelumnya sudah sedikit terbaca. Dengan merek Alfa minimart yang lebih menjangkau pelosok dan kebijakan harga yang konsisten sedikit menggoncangkan Indomaret yang ada lebih dulu.

Tapi itupun masih belum cukup untuk melawan gerojokan uang dalam jumlah besar. Akhirnya Alfa hanya akan menjadi outlet Carrefour dengan bangunan sendiri, parkir gratis, dan ukuran toko menengah (dibanding outlet Carrefour biasanya). Perlahan label dan pasokan distributor Alfa akan digantikan dengan kebijakan sentralistis Carrefour dengan barang murahnya. Yang sayangnya tidak selalu meriah.

Selama ini Alfa Supermarket menerapkan kebijakan yang menyenangkan pelanggan. Matahari supermarket sebenarnya menjadi pelopor pasar swalayan yang sangat lengkap dengan harga yang tidak berbeda jauh dengan hipermarket. Namun merek Matahari memang terlalu identik dengan toko pakaian ketimbang supermarket lengkap. Itu mengapa Matahari memilih merek Hypermart untuk dikenalkan kepada konsumen.

  1. Harga rata-rata lebih murah. Untuk item-item produk primer yang sangat laku di pasaran, tentu Carrefour berani memberi harga lebih rendah untuk mengejar volume sales. Tapi untuk item-item lainnya yang peredarannya lebih sedikit, Alfa jelas lebih murah. Ini dibuktikan dengan perbandingan lebih dari 3 kali antara belanja di Alfa supermarket dan Carrefour. Bahkan semakin nyata terlihat bahwa belanja di Carrefour tidak menghasilkan penghematan. Karena markup harga yang begitu tinggi untuk item2 produk non-primer.
  2. Suasana toko lebih nyaman. Alfa supermarket memiliki lokasi sendiri yang tidak terlalu luas untuk menjangkau konsumen menengah ke bawah. Beda dengan Carrefour yang menerapkan big bang untuk semua kalangan. Alhasil toko lebih kecil yang tidak cepat membuat lelah, dengan klasifikasi barang yang hampir sama lengkapnya.
  3. Kasir yang lebih cepat. Mungkin lebih tepatnya disebut sebagai antrean kasir yang lebih sedikit. Terus terang saja, percuma penghematan sekian rupiah (tiap item hanya lebih murah < Rp. 1000) jika harus menghadapi antrean kasir yang panjang karena para pelanggannya berlomba2 memborong barang belanjaan. Nyatanya lebih sering belanja pritil2 ketimbang belanja langsung mak bleng satu keranjang penuh.
  4. Harga tidak menipu. Tentu saja untuk item elektronik tertentu, patokan harga supermarket selalu lebih tinggi daripada harga terendah di pasaran. Tapi toh orang tidak terlalu tertarik untuk membeli barang elektronik di supermarket. Beda dengan Carrefour yang menggoda konsumen karena keragaman produknya yang berkesan kuat bahwa Carrefour adalah toko serba ada.
  5. Meskipun jaringan pemasok tidak sehebat Carrefour, tapi selama ini Alfa bisa memberikan harga terbaik untuk konsumennya.

Selamat tinggal Alfa supermarket! Ini berarti saya harus kembali makan hati untuk berbelanja yang menghabiskan lebih banyak rupiah. Matahari supermarket pun dimatikan agar Hypermart bisa hidup.

Oh ya, imbas lainnya adalah beberapa keunggulan Alfa supermarket akan bisa dinikmati di Alfa minimart tanpa harus kuatir menggerogoti pasar Alfa supermarket. Ini berarti susu murah tetap bisa dinikmati. Dalam 3 bulan terakhir, justru Alfa minimart yang memberikan harga termurah ketimbang Alfa supermarket.

Akhirnya ketakutan itu pun menjadi kenyataan

No more best price!!!!

Fakta bahwa supermarket Alfa (PT Alfa Retailindo Tbk.) sering memberikan harga termurah pada konsumennya di tengah persaingan ritel besar yang kompetitif dan menggurita, membuat Carrefour kepanasan dan mewujudkan akuisisi Alfa Retailindo yang ujung-ujungnya hanya memperbesar ‘monopoli’ ritel Carrefour.

Bagi konsumen, efeknya menjadi buruk karena kompetisi semakin tidak sehat. Konsumen pun tidak bisa menikmati harga murah ala Alfa, tetapi dicekoki dengan sistem harga Carrefour yang mengklaim dirinya sebagai memberikan harga paling murah (syarat dan ketentuan berlaku :)) ).

Klaim harga paling murah pun sejatinya tetap merugikan konsumen.

  1. Harus beli dua kali. Satu di Carrefour (barang Carrefour pasti laku), satu lagi di ritel besar lain (baca: tinggal Giant dan Hypermarket). Dibuktikan dengan struk.
  2. Tidak berlaku kalo beli di pasar tradisional dsb, alias bukan di Giant dan Hypermarket.
  3. Dapat klaim hanya selisihnya.

Well, Giant lebih boong lagi sih … cuman mau ganti klaim harga lebih murah, hanya 3x lipat selisih harga. idihhh … cuman berapa rupiah tuh nilai akhirnya???

Sekarang bingung beli oli mesran enviro 2t di mana nih … kalo pasar tradisional bisa dapet barang palsu tuh.

Tags: , ,